Kamis, 01 Januari 2015

Cerpen ; Larashati & Awan



                                        LARASHATI & AWAN

              Kisah ku ini tak berujung.. hingga membuatku tak pernah berakhir yang tak memilukan. Telah lama ku alami kelaraan hati.. yang aku ingin melupakannya. Mereka mudah datang ataupun kembali. Tapi bagiku hanya satu yang tak mungkin kembali.. .
   
            Namaku Larashati, aku pernah bersekolah di SMAN 84. Ketika itu di usiaku yang masih belia dengan sikapku yang cuek karena aku menganggap semua orang meremehkanku,minder karena aku menganggap semua orang jijik melihat wajahku yang buruk dan angkuh karena aku selalu menutupi kekuranganku. Mungkin karna itu aku dipanggil teman-temanku ‘Lara’. Mungkin menurut mereka aku ini orang yang susah hati, walaupun awalnya aku tidak tahu dan tidak mau tahu dengan pernyataan itu. Di masa ini aku masih belum tahu mana yang tulus dan tidak. Kamu paham gak dengan kata TULUS?

Mungkin aku sering mengucapkannya,tapi sesungguhnya aku masih belum mengerti arti kata dari ‘tulus’. Aku dengar dari mereka,tulus itu suatu kejujuran,kelurusan,kesucian,ikhlas,murni dan tak palsu. Kesimpulan ku,tulus ialah suatu sikap yang tidak nampak namun dapat dirasakan. Seperti satu orang yang  ku kenal,yang selama ini memberikan segala ketulusannya untuk semua orang.

Lambat laun, ada seseorang yang inginkan aku berubah. Namanya Lipur Lara, atau yang biasa dipanggil dengan nama ‘Awan’ beda jauh dari nama aslinya,tapi menurut mereka Lipur orang yang baik hati dan dermawan. Sehingga mereka memanggil Lipur dengan nama Awan semenjak SD. Mungkin bagi mereka nama Lipur memang terasa aneh dan antik. Jadi mereka menyebut nama Awan yang maksudnya ialah..

Awan.. yang membuat gersang menjadi rimbun,hujan dikala api menyala, dan membuat orang berhati damai,sejuk,nyaman karenanya. Mungkin juga membuat seseorang mengingat kembali tentang kenangan. tapi yang baru ku sadari saat itu ialah arti namanya.. Lipur Lara (penghibur hati yang duka),mungkin itu sebab orang tuanya memberikan nama tersebut. Apa aku terlalu menyedihkan sehingga muncul sosok yang bisa meleburkan kesedihan itu.. walaupun ternyata kesedihan itu tiada henti.
   
Dia sepantaran denganku hanya penempatan kelas kita saja yang berbeda. Aku berada di kelas 12ipa3, dan dia di kelas 12ipa1. Walaupun kita tidak satu kelas tapi kita sering bertemu karena kelas kita yang sederet dan berdekatan. Awalnya aku selalu cuek dengan semua orang,aku tidak perduli apa yang mereka lakukan, aku tetap menjalani hari-hariku sendiri dengan duniaku sendiri. Apa aku salah jadi diriku sendiri? Mungkin aku terlalu egois pada diriku.

Suatu hari di kantin Sekolah, aku memberanikan diri untuk keluar kelas dan mencoba bersosialisasi dengan lingkungan sekolah. Karena setelah sekian lamanya menunggu,aku telah menanti wajahku yang semakin lama terlihat bersih dan bekas-bekas jerawat yang semakin memudar. Saat itu sangat ramai siswa-siswi mengantri beli makanan, aku pun salah satunya. Antrianku sampai menutupi jalan orang untuk masuk ataupun keluar kantin, saking padatnya suasana itu, tiba-tiba dari arah samping kiriku ada sekelompok anak laki-laki mengatakan

“hei minggir! Kita mau lewat dulu..”
Aku tidak menanggapinya,aku sibuk memainkan tabletku. Tiba-tiba salah satu bagian dari mereka mengatakan

“lu itu manis, tapi kok tuli sih?!?”

Saat itu emosiku semakin melonjak,di kala terik matahari yang panas,harus mengantri pada jam istirahat,apiku mulai bergejolak hingga aku melontarkan kata

“Gue tau gue jelek, lo kalo hina gue ngomong aja gak usah nyindir gue!”

Aku meninggalkan antrian lalu menuju ke kelas dengan air mata yang mengalir di pipiku. Mungkin aku terlalu kuper (kurang pergaulan) atau minder. Tapi dari dulu,aku memang tak pernah merasa sebahagia mereka yang memiliki paras cantik,kaya atau pintar. Aku selalu menutupi kekuranganku yang nyatanya malah membuatku semakin sakit di jiwa. Aku duduk di tempat dudukku sendirian tanpa seorang pun yang menemani.

Aku merenungkan sikapku tadi dan mengingat kembali pada masa laluku yang kelam. Karena sewaktu kelas 10, pertama kalinya wajahku terkena alergi dan berjerawat nanah. Seseorang yang ku kagumi,ia satu kelas denganku. Semenjak wajahku buruk, ia mengejek dibelakangku tanpa ku ketahui. Teman laki-laki dekatnya yang cukup baik denganku mengatakan

“pas pertama kali kita lihat wajahmu.. dia bilang ‘wajah si Laras kok kayak anjing’ sabar ya Laras.. mending jangan suka sama dia lagi..”

Mungkin kedengarannya sepele,walaupun tidak secara langsung ia katakan padaku,tapi sungguh itu masih menjadi luka hingga kini. Namun aku tidak pernah mempermasalahkannya,aku hanya bisa menghindar agar dia tidak menatap atau jijik dengan wajahku. Aku juga telah memaafkannya dari awal dan menyerahkan segala keadilan kepada Tuhan yang maha Esa. Seusai dari kantin,murid-murid kelas 12 yang akan kembali ke kelas pasti akan melewati kelasku terlebih dahulu. Awan pun melihat kelasku juga ia memandangku, mengetahui hal itu aku membalikkan dudukku sehingga aku membelakangi pandangannya. Sekilas aku melihat ekspresi wajahnya yang penasaran,mungkin dia terkejut berinteraksi dengan gadis aneh sepertiku.

Aku kira dia anak baru di Sekolah. Heran ku, mengapa semua teman-teman banyak yang kenal dengannya dan mereka semua terlihat sudah lama saling tahu dan akrab sekali dengan Awan.

Ternyata sewaktu kelas 10, Awan sekolah disini,tapi kelas 11 dia pindah sekolah. Aku dengar waktu itu dia sedang mengikuti tempat dimana pekerjaan ayahnya berada. Dan ketika kelas 12 ia kembali bersekolah disini. Kenapa aku sampai tidak mengenali Awan, karena semenjak di kelas 10 wajahku terkena alergi yang menyebabkan tumbuh banyak jerawat bernanah sehingga aku selalu minder dan malu menatap dunia luar. Jadi aku selalu berada didalam kelas dan keluar kelas hanya seperlunya saja.

 Awan selalu dekat dengan siapapun,baik guru-guru,ibu-ibu kantin,satpam,pak bon, dan menurutku semua orang yang dia temui pasti akan di ramahinya. Bagiku Awan orang yang cerdas,tampan, rendah hati dan memiliki kepribadian yang sangat sempurna sehingga dia selalu disayangi oleh semua orang. Tapi sampai saat ini,aku masih belum menyangka Awan yang sesungguhnya.

Senin, upacara pagi di lapangan Sekolah. Sialnya saat itu aku lupa tidak membawa topi sekolah,jadi aku harus dijemur tepat dihadapan matahari. Tiba-tiba dari belakang ada seseorang yang menyentuh bahuku dan mengatakan

“pakai topi ini dulu..!”

Karena terik matahari terus menyambar mukaku hingga kusut dan aku hampir pingsan,aku pun bergegas mengambil topi itu dan berbaris ditempat yang dingin. Setelah upacara selesai,aku mencari siapa sosok pemilik topi itu. Karena tadi aku tidak sempat untuk menatap sosok baik itu. Ketika aku mencarinya tiba-tiba dari samping kananku ada seseorang yang berbicara padaku

“sini kembaliin!”

“apa?”

“topiku kembaliin..! senin depan jangan lupa bawa topi ya..!”

“haa??” mengangaku sambil menatapnya

Aku pun menyerahkannya tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Terkejutnya aku dan bodohnya aku bersikap seperti itu. Seharusnya aku tetap cuek dan berwajah cemberut seperti biasanya. Mulai dari sinilah aku dan Awan jadi bahan jahilnya anak Sekolah. Awalnya Almas yaitu sahabat Awan sejak kecil. Dia,Sari dan beberapa teman-teman menyaksikan apa yang baru saja aku dan Awan lakukan lalu ia memprovokasikan kepada teman-teman yang saat itu sedang berlalulalang

“cie.. cie.. kayaknya si Lara bakal di lipurin sama Awan nih..”

Mereka pun terlihat seperti mendukung omongan Almas, dan ketika aku melihat sikap Awan saat itu ia terlihat senang dan tersenyum manis. Sudah gila..!! semuanya seperti merendahkanku. Aku bergegas pergi meninggalkan situasi itu dengan mataku yang berkaca-kaca,rasanya aku ingin menangis kencang karena tidak sanggup menjalani hidup yang sepedih ini. Aku jelek,sedikit gemuk,pendek,tidak cantik seperti ini mana mungkin aku bersanding dengan Awan yang bentuknya seperti aktor korea itu.

Aku juga tahu kalau Awan pernah LDRan dengan Sari,teman satu kelasnya sejak kelas 10 sampai kelas 12. Dia cantik,berkulit kuning langsat,manis,imut. Tapi setahuku dari pembicaraan anak Sekolah,mereka putus sewaktu di akhir kelas 11,karena si Sari pacaran sama anak kelas 12ips2 yang katanya sih sudah lama disukai sama Sari.

Anak kelas 12ips2 itu namanya Nico,dia itu memang kece sih dan pas dengan bentuknya Sari yang tinggi. Kalau Awan badannya gak tinggi banget, pendek tapi yang sedengan. Semakin hari hubungan ku dengan Awan semakin terkuap di Sekolah, sehingga aku semakin salah tingkah dan tidak nyaman dengan Sekolah. Tapi Awan terlihat biasa saja dan selalu senyum di kesehariannya. Mungkin Awan menganggapku biasa saja dan hanya kasihan kepadaku karena aku selalu minder di keseharianku.

Hari-hari pun aku lewati,seperti biasanya aku dan Awan terjebak friendzone. Namun kita menjalaninya dengan santai dan pasrah,entah sampai kapan friendzone ini berakhir yang nyatanya hingga kini selalu kurindukan.

Saat itu ketika pulang Sekolah, aku terlambat keluar kelas karena aku masih mencatat materi biologi yang belum sempat aku salin, hingga sekolah terasa sepi dan terlihat hanya aku saja yang berada di area Sekolah dan beberapa anak Osis yang masih menyibukkan diri. Tiba-tiba suara petir mengagetkanku, aku segera berkemas-kemas pulang karena Awan akan berkumpul dan menangisi area sekolah dan sekitarnya. Aku terlambat lagi, hujan semakin deras diluar,akupun berteduh di pinggir gerbang sekolah. Tak ku sangka sosok itu datang tepat berada disampingku ikut berteduh. Aku terheran dan di saat aku masih malas untuk berbicara atau berinteraksi dengannya karena kecanggunganku. Aku coba langkahkan kaki dan menerjang hujan, lalu ia menarik tanganku dan berkata
“jangan pergi! Ini masih hujan..”

“apaan sih..”

“Suatu saat kamu akan memahami kedatangan hujan.. kamu bisa sakit karna hujan.. kamu juga bisa bahagia karena hujan!”

Lalu Awan pergi berlari menerjang hujan,entah kemana arahnya. Aku pun bisa menetap berteduh lagi. Tak lama kemudian ia kembali dengan membawa seplastik teh hangat,aku menatapinya. Ia memberikan minuman itu kepadaku,karena aku merasa kedinginan,aku pun meminumnya. Setelah itu aku mendengar suara petir yang keras dan mengejutkanku lagi, spontan aku menyembunyikan wajahku di balik bahu Awan. Reflek awan memegang tanganku untuk melindungi dan menguatkanku. Sampai saat ini aku masih menyesal, menelambatkan letak hatiku.

Keesokan harinya di kantin Sekolah. Langkahku menuju ke ibu jualan roti bakar,karena aku suka sekali dengan roti bakar rasa keju. Aku sering membelinya,tapi kali ini ada sesuatu yang berbeda. Awan ada disampingku dan ternyata ia juga suka dengan keju. Kita pun membelinya bersama. Saking canggungnya suasana itu,kita sampai lupa membayarnya. Tapi diam-diam, Awan mendatangi ibu kantin untuk membayar rotinya dan rotiku. Betapa canggungnya aku sambil memegang uang yang akan aku bayar. Ia pun mengatakan

“nggak usah malu kayak gitu.. los aja.. kan lain kali bisa kamu yang traktir”

Dengan sikapnya yang dewasa serta senyum manis ditambah sedikit gurauannya, aku hanya bisa tersenyum menatap ke arah bawah. Karena aku malu jika menatap wajah apalagi matanya yang akan membunuh dan melelehkanku. Kenyataannya kini,aku ingin selalu menatap wajahnya bahkan matanya sampai aku terbunuh pun setidaknya aku bahagia ketika itu.

Waktu itu aku sedang duduk ditaman depan kelas,aku belajar memahami materi sebelum ulangan dilaksanakan. Dia pun datang mendekatiku sambil membawa dua lembar kertas fotokopian. Lalu ia duduk disampingku,ia mengatakan

“kemarin aku sudah ulangan bab ini.. rangkuman ku banyak yang keluar pas itu, kamu bawa dulu aja..” ditambah senyumnya yang menawan

Dengan penuh rasa canggungku menjawab

“eeh..oh.. iya makasih..” aku takberani menatap wajahnya dengan jelas

Lalu ia memberiku petuah

“anak remaja kayak kita ini jangan malah males belajar, tingkatin belajarnya.. supaya nanti masa depannya bertingkat..”

“bertingkat??” dengan pemikiran lemotku

“iya.. maksudnya itu kehidupan selanjutnya jadi semakin baik,semakin baik dan semakin baik”
Aku menganggukkan kepala,ia pun mengajariku beberapa hal dari materi itu. Seusai ulangan dapat langsung melihat nilai,aku pun tidak remidi, hal ini tidak seperti biasanya. Dari sinilah ku temukan suatu motivasi hidup. Seseorang bisa mempengaruhi kehidupan kita,meski itu baik maupun buruk. Semenjak adanya dia memasuki kehidupanku,banyak perubahan baik dalam diriku. Aku sudah jarang minder,selalu senyum tidak cemberut seperti biasanya,menghargai orang lain,peduli dan memberikan kasih sayang terhadap sesama, juga selalu semangat belajar hingga kini dan seterusnya agar kehidupanku bertingkat dan dapat membuktikan padanya kelak. Belajar tidak hanya pelajaran,tapi juga kehidupan yang pedih ini.

Beberapa hari kemudian,penyakit tifusku kambuh hingga aku harus opname di rumah sakit,aku tak menyangka ia datang menjengukku dan memberi roti bakar keju kesukaanku dan kesukaannya. Sampai aku pulih dan dapat bersekolah kembali, Awan selalu memberiku semangat hidup. Ketika aku baru masuk di depan pintu kelas,tiba-tiba Awan dan teman-teman semua mengucapkan

“welcome back to school Larashati..!!”

Aku pun terharu bahagia, baru kali ini mereka mau memanggil nama asliku
Namun anehnya,ketika aku ingin mendekati Awan dan teman-teman, Sari dan Almas yang ikut bahagia seperti Awan,tiba-tiba membalikkan tubuhku dan mengajakku jauh dari kelas. Sikap mereka begitu aneh, ketika aku memaksa untuk kembali ke kelas, kelas menjadi sepi dan sunyi. Aku masih mencari keberadaan Awan. Ketika aku masih mencarinya, Awan bbm aku

Lipur Lara
Laras,selamat belajar kembali. Maaf aku buru2 pulang karna ada acara keluarga mendadak. Have fun and fighting!

Aku membacanya dengan senyuman yang tak terarah,akupun membalas chatnya

Larashati
Iya Awan, kamu hati2 yaaa J makasih banyaak
                     
   Perasaanku jadi tenang kalau ternyata Awan baik-baik saja.
Akhir-akhir ini Awan sering menghubungiku,ia selalu mengirim sms untukku dengan sejuta perhatiannya. Aku jadi takut salah mengartikan ini semua tapi aku merasa sangat bahagia. Awan selalu memberiku saran dan petuah lewat sms, salah satunya

‘ Pulang sekolah jangan lupa cuci muka. Sering-sering cuci wajah supaya bersih dan gak ada bakteri biar makin cantik :) jangan minder!! Aku serius’

 ‘kamu gak perlu ragu melakukan kebaikan, niat baik itu berarti kamu cantik’

‘jangan minder ngliat cewe2 cantik kayak Miranda yang kulitnya putih karna dia keturunan cina,Syifa yang hidungnya mancung karna dia keturunan arab. Bersyukur kamu punya mata,hidung bahkan kulit hehe’

‘wajahnya sudah dikasih krim pengobatan belum? Cepet pakai gih biar cepet sembuh ;)’

Wanita mana yang hatinya tidak ngefly dengan pembicaraan lelaki yang seperti itu. Walaupun semua perhatiannya hanya tertuang melalui seutai pesan tapi ketika kita bertemu,ternyata ia masih tetap sama perhatiannya. Ketika jam istirahat kedua pukul 12.00 waktunya ibadah sholat dhuhur,ia pun mengingatkanku

“kamu ngga sholat ta?”

“aku sholat kok..”

Dia tersenyum padaku, lalu ia membenahi rambutku ketika rambutku menyentuh bagian wajahku yang ada jerawatnya. Dia memegang rambut dan wajahku sambil tersenyum, dia sungguh mengerti keadaanku saat itu. Dan entah mengapa, Almas dan teman-teman yang lainnya tidak berulah menggojlokiku dengan Awan lagi. Tapi mereka seperti berpura-pura tidak tahu dengan sikap kesalah tingkahan mereka. Seperti pura-pura menyiram tanaman yang ada disekelilingku dan Awan, pura-pura cuci tangan di wastafel dekat aku dan Awan, padahal mereka melihat kedekatanku dengan Awan yang sangat nampak. Lalu Awan pergi bergegas ke masjid Sekolah. Sari yang melihat kedekatanku dengan Awan,ia mendekatiku dan berkata

“pasti rasanya seneng banget ya.. ada Awan di kehidupan kita”

“Sari, maaf ya.. tapi aku sama Awan..”

“aku ngerti kok, aku Cuma mau ngomong.. jangan sia siain waktumu sama Awan. Kalian harus saling mendukung satu sama lain karna waktu siapa yang tahu kapan akan berhenti.. ya kan??”

Aku hanya bisa menganggukan kepalaku,kenapa terasa dramatis sekali kisah yang ku jalani ini.
Ketika aku berulang tahun yang ke 18, tiba-tiba ada seseorang datang di depan pagar rumahku sambil membawa kado berbentuk candy dan ia berkata

“special for you.. ”

Dengan kecanggunganku dan ketidaksanggupanku menatap matanya,akupun segera mengambil kado itu dan berjabat tangan dengannya. Baru kali ini aku menyentuh tangannya yang lembut itu. Lalu aku memberinya gantungan berbahan manik-manik berbentuk pola Awan. Aku membuatnya sendiri meskipun minta diajarkan oleh pamanku yang seni dengan hal itu. Ia pun terlihat sangat senang,bahkan ia mengenakan gantungan itu untuk menghiasi handphonenya yang selalu ia bawa kemanapun, tapi ia buru-buru pulang. Walaupun aku tahu dia anak orang yang cukup kaya,tapi ia selalu rendah hati, itu hal utama yang ku pelajari darinya. Entah mengapa adanya dirimu di kehidupanku,dari semua kebaikan yang telah kau beri malah membuatku semakin terluka.

Setelah aku buka kadonya,ia memberikanku boneka mungil warna pink,berdasi yang membawa bantal berbentuk ‘love’ yang bertuliskan ‘i love you’. Aku terkejut,mengapa ia mengado boneka itu. Tak lama kemudian dia sms aku

“Happy birthday ya :)”

Aku pun menjawabnya dengan serius
“boneka ily?? Maksudnya apa ya???”

“mungkin i love you”
             
 aku pura-pura berespon bingung, karena aku ingin meyakinkan sesuatu

“mungkin apasih.. jelasin!!”

“kamu kan udah tau sendiri, gak usah dijelasin ntar aku malu”

“payah..”

“love.. i love you”
            Sebenarnya aku sedikit terkejut dengan pernyataan ini, tapi inilah momen kejujuranku

“ilytoo”
          
  Mungkin dikehidupanku,bukan tujuh belas tahun yang termanis. Tapi delapan belas tahun-lah yang paling manis dan terindah. Ungkapan ini terjadi ketika lulus SMA. Aku dan Awan serasa LDRan tapi hubungan kita belum ditentukan,nyatanya kita hanya mengungkapkan perasaan saling suka. Aku akan kuliah di Surabaya, dan kabarnya Awan kuliah di Bogor. Namun mengapa tiba-tiba ia menghilang, aku lost contact dengannya. Tapi aku selalu berusaha mencari dimana keberadaan Awan,untuk memastikan bahwa dia akan selalu baik-baik saja sehingga aku jauh lebih tenang. Beribu kali ku coba meneleponnya,berjuta kali ku coba mengirim sms untuknya dan miliaran kali ku menanyakan kabarnya kepada sahabat-sahabatnya seperti Almas dan Sari.

Suatu hari aku dan Almas janjian bertemu disebuah kafe tongkrongan anak muda. Dia membawa kabar gembira,tiba-tiba ia mengarahkan handphonenya kepadaku

“Lara.. mungkin lo udah lama gak komunikasi sama dia, jadi..”

Tanpa pikir panjang,akupun segera mengambil handphonenya dan menaruh di telingaku
“hallo? Ini Awan kan???”

“hai Lara.. apa kabar?”

“sumpah ini Awan?? Kamu kemana aja? Aku kangen banget..”

“aku juga kangen sama kamu”

“kapan kamu ke surabaya? Ayo ke sini, aku pengen ngajak kamu dan temen-temen yang lainnya ke tempat baru ke SCNM..”

“apa itu??”

“itu tempat wisata baru di Surabaya namanya Surabaya carnival night market, serupa sama Bns kok”

“iyaa nanti kita kesana”

“oh ya wan,kenapa aku sulit banget buat hubungin kamu??”

Tiba-tiba telepon terputus. Aku pun mencoba menghubunginya lagi,tapi nomor teleponnya tidak aktif kembali. Aku emosi dan bertanya pada Almas

“Almas! Kenapa Awan matiin hp nya lagi?? Apa dia lagi gak ada pulsa atau hpnya rusak??”

“sebelum Sari dan temen-temen datang ke sini,gue mau bilang sesuatu ke lo. Semestinya ini rahasia.. Awan nyuruh gue buat ngerahasiain ini semua, tapi menurut gue,gue harus ungkapin demi kebaikan bersama”

“oke! Ayo ceritain semua rahasiamu sama Awan, please..!!”

“syaratnya, lo gak boleh tanya atau komentar dengan pernyataan ini. Cukup dengerin aja ya..!”
Aku menganggukinya

“lo tau Sari itu mantan Awan kan? Dia dulu sebenernya cewek berbadan gemuk,berkulit hitam dan punya jerawat diwajahnya. Dia gadis yang minder dan sering di bully sama temen-temennya. Dengan sekuat hati, Awan menekadkan diri ingin berpacaran dengan Sari. Hari itupun juga mereka jadian, Sari terlihat bahagia sekali,walaupun teman-temannya menghinanya tapi Awan cuek dan selalu memberi petuah untuknya. Dia selalu menelepon atau sms Sari,bahwa dia harus bisa mengatur pola makanannya,olahraga dan tidur tepat waktu. Sari pun selalu menurutinya,semakin hari Sari berubah menjadi lebih baik. Dia terlihat cantik dan tidak gemuk lagi. Mata laki-laki pun sudah mulai bisa menerima keberadaan Sari, sementara dia berpacaran dengan Awan. Awan tahu kalau Sari menyukai Nico,anak kelas 12ips2. Jadi Awan menyuruh Sari untuk segera pergi menempatkan hatinya kepada Nico. Sari pun mendapatkan apa yang dia mau. Awan hanya ingin melihat orang yang berubah lebih baik bisa bahagia.. jadi itu doang rahasianya”

Laras sudah tidak bisa berkata-kata lagi. Matanya pedih berkaca-kaca. Lalu Almas mengatakan sesuatu lagi

“sekarang kamu sudah berubah jadi lebih baik kan?? Sekarang wajahmu bersih dan cantik 
seperti dulu kala.. seperti yang kamu mau.. jadi mungkin Awan bisa lebih tenang sekarang..”

“aku boleh tanya sekali aja??”

“iya boleh..”

“kenapa Awan melakukan itu?”
           
  Dengan rasa shocknya Almas,ia bertingkah seperti ingin meyakinkanku      
“mungkin dia ingin melihat sekelilingnya selalu bahagia..”

Aku bingung,sebenarnya apa yang terjadi dengan Awan. Semuanya seperti bersembunyi dibalik punggungku yang takbisa kulihat jika aku tak berkaca.Suatu ketika,aku dikejutkan oleh suatu hal yang seharusnya ku ketahui sejak awal. Awan sengaja ingin berjauhan denganku karena ia takut membebani dan membuatku sedih kembali.

1 bulan kemudian,ketika Awan telah kembali ke Surabaya. Niatnya adalah bersilaturahmi dan berpamitan dengan saudara-saudara yang ada di Surabaya. Mungkin ia ingin menetap tinggal di Bogor. Aku menatapnya dari jauh,ia duduk di taman dekat rumahnya sembari di temani mantan kekasihnya,Sari. Setahuku, Sari dan Awan putus karena Sari selingkuh dengan anak kelas lain dan kelihatannya Sari memang lebih mencintai anak kelas lain itu, tapi ternyata Awan yang menyuruh Sari untuk belajar mencintai orang lain dan berhubungan baik dengan orang lain. Saat itu Sari hanya bisa menangis dan menurutinya. Sejak awal Sari tahu bahwa Awan sebenarnya memiliki penyakit yang sewaktu-waktu bisa pulih dan fatal. Di taman itu Awan tidur di bahu Sari, sambil meneteskan air mata. Sebelumnya Awan mengatakan sesuatu pada Sari

“tolong suruh Laras seperti apa yang aku suruh ke kamu dulu!”

“tapi dia cinta banget sama kamu.. aku bisa lihat dari matanya.. bahkan dia terlalu sayang kamu..”

“tapi semestinya dia bahagia sebelum aku pergi..”
         
   Sari tak sanggup mengucapkan apa-apa. Dia menangis saat itu juga sembari memegang kukuh tangan Awan. Mereka seperti kakak-adik dan mereka memang menganggap diri mereka seperti itu. Saat itupun Sari ditemani pacarnya yang berdiri tepat dibelakang Awan dan Sari, kekasih Sari juga taksanggup membendung air matanya. Aku coba mendekati rumahnya yang terlihat ramai oleh keluarga Awan yang sedang berkumpul bersilaturahmi. Di sisi lain aku heran,mengapa persilaturahmian keluarga tidak ceria dan segembira seperti semestinya. Di sudut lain,aku melihat Awan,aku ingin melangkah ke arahnya, tiba-tiba langkahku terhenti oleh Almas. Dia mengatakan

“jangan temui Awan sekarang!”

“lho kenapa? Aku sama Awan deket banget sama halnya dengan kalian kok..”

“Awan.. harus menata keadaannya..”

“maksudnya?”

“kamu gak ingin hujan turun lebih cepat kan? Biarkan Awan yang menata dan menentukan cuacanya..”

Almas memaksaku untuk kembali pulang,ia mengantarkanku sampai rumah. Aku bingung dan sedih,aku pun menanyakan sesuatu padanya

“terus kapan aku bisa merasakan keteduhan Awan?”

“mungkin di lain hari..”
           
 Keesokan harinya,aku datang ke rumah Awan lagi. Tapi sekarang rumahnya menjadi sepi dan kosong. Tiba-tiba tetangganya menghampiriku

“nak.. cari Awan ya? Awan lagi di rumah sakit”

“lho ada apa ya bu? Awan dan keluarganya lagi jenguk nenek atau kakeknya sakit?”

“oh.. hmm... mungkin begitu nak..”

Ibu itu seperti menutupi sesuatu yang tidak harus ku ketahui.

            Aku semakin takut dengan semua pernyataan yang menyulitkanku. Aku kesal dengan semua ini,aku bertekad ke rumah Sari dan menanyakan kabar Awan. Apa yang salah diantara kami,sehingga dunia seperti memutuskan hubungan kami.

“Sari, bisa kamu kasih tahu dimana keberadaan Awan sekarang? Tolong..”

“Lara.. jangan pernah menyesali yang sudah terjadi ya..! dan sebelumnya kamu harus janji 
akan selalu menyayangi Awan,tidak membencinya sedikit pun. Tapi aku Cuma bisa kasih tahu keberadaan Awan”

“iya Sari,aku mengerti kok..”
        
    Keesokan harinya, aku bergegas ke rumah sakit dan ke ruangan yang telah tertulis dari Sari.
Sampai diruangan itu,aku melihat keramaian keluarganya lagi. Setelah aku lihat-lihat ternyata ada beberapa teman dekat Awan, Almas juga Sari telah ada disana. Aku pun perlahan mendekati sosok yang terbaring lemah di kasur pucat itu. Perlahan Awan juga menatap ke sosok yang sedang mendekatinya,dengan mengerahkan segala kekuatannya ia memandang kedatanganku. Aku membisu tak sanggup menahan air mataku yang mengalir terus menerus. Kupegang erat tangan Awan yang terlihat sangat lemah,tidak seperti biasanya yang terlihat selalu kuat. Perlahan Awan mengucapkan sesuatu untukku

“terimakasih sudah mau berubah..” dengan senyuman lega di wajahnya yang pucat

“jadi.. prioritas kamu Cuma ingin aku berubah?”

“aku hanya sebagai awan.. tempat teduhmu dikala panas menderamu”

“kamu tau.. kamu itu pelipur lara untuk semua orang. Kamu yang selalu bisa menghibur disaat aku sedih,kamu yang udah memusnahkan susah hatiku..”

“kalau aja perasaan ini bisa aku musnahkan.. mungkin aku akan jadi pelipur rasa..”
Dengan sedikit gurauan Awan yang menyedihkan

“aku sayang kamu Awan..”
 Aku mendekatkan wajahku ke bahu Awan, dan Awan memegang erat tanganku,ia berkata lagi

“aku masih ganteng kan? Walaupun wajahku membesar seperti moon face. Tapi ini efek obat yang bisa ningkatin trombositku..”
Dia ingin meyakinkan perasaanku walaupun kini fisiknya telah banyak berubah

“jalani aja pengobatannya biar cepet sembuh.. biar makin ganteng, aku serius!”
Aku mencoba mendukung dan menyemangati Awan sampai titik penghabisan. 

Awalnya, aku mengira Awan hanya terkena penyakit leukemia tapi mengapa aku terlambat mengetahui hal yang sebenarnya. Dan setelah aku berkaca, pernyataan yang selama ini ada dibalik punggungku ialah.. ternyata Ibunya yang ketika melahirkan Awan,telah mengetahui tentang kehidupan Awan mendatang. Beliau pun menamai Awan dengan nama ‘Lipur Lara’ agar selama hidupnya Awan dapat menghibur hati yang duka.

Semenjak SD Awan terkena Leukemia,semua orang tahu tak terkecuali teman-temannya sehingga ia dipanggil ‘Awan’, karena Awan suka menatap langit dan juga karna pribadi Awan yang sangatlah baik. Semua teman-teman di Sekolah banyak yang kenal dan akrab dengan Awan,karena mereka juga tahu tentang kehidupan Awan mendatangnya. Makadari itu semua teman-teman berusaha melindungi Awan dibalik kepedulian mereka. Kelas 11, Awan pindah sekolah diluar kota karena ia harus pengobatan dan pemulihan dengan kemoterapi,di masa ini penyakitnya sedang memburuk. Awan dekat dengan semua orang di Sekolah, karena mereka juga tahu tentang Awan. Mereka pun selalu menuangkan segala kasih untuknya,contohnya saja ketika Awan memberikanku topi sewaktu upacara. Seharusnya dia berdiri menghadap matahari untuk menggantikan posisiku.

Tapi ia tidak, ia malah berteduh di pos satpam. Semua orang,baik guru,siswa maupun satpam dapat memahami kondisi Awan. Dan saat aku pulih dari tifus lalu kembali bersekolah, Awan dan teman-teman memberiku kejutan untuk menyemangatiku. Namun tiba-tiba Almas dan Sari menjauhkanku dari Awan, karena mereka tahu kalau Awan akan mengalami pingsan dengan wajahnya yang mulai pucat kelelahan. Ia pun harus segera ke rumah sakit,ibunya selalu menyiapkan mobil didepan gerbang Sekolah. Awan mencoba mensugestikan dirinya bahwa ia akan baik-baik saja,lalu ia menghubungiku dan meyakinkanku dengan memberikan alasan lain padahal ia sedang terbaring lemah diruang UGD.

 Kejutan terburuk yang terakhir ialah, aku dan teman-teman baru mengetahui kalau Awan terkena Lupus. Jenis penyakit lupus yang dialami Awan ialah menyerang darah,karena itu ia diberi obat-obatan yang bisa meningkatkan trombositnya. Namun, efeknya wajah Awan menjadi membesar (moon face) sehingga terlihat seperti bukan Awan yang biasanya. Efek lainnya, saraf mata Awan terkena, sehingga sisa penglihatannya tinggal lima persen. Kulitnya menjadi keriput, di bibir tumbuh sariawan parah,kaki mengecil dan mukanya membengkak. Kondisi kesehatan Awan semakin memburuk dari hari ke hari.

Lupus ialah penyakit autoimmune disease (penyakit dengan kekebalan tubuh berlebihan) yang dapat merusak bagian tubuh seperti kulit,sendi dan organ-organ dalam tubuh, tapi bukan penyakit yang menular. Tanda dan gejala penyakit lupus cenderung berlangsung lebih dari enam minggu bahkan bertahun-tahun. Lupus bukan penyakit yang disebabkan oleh virus,kuman atau bakteri. Keterlibatan faktor genetik,hormon, dan lingkungan diduga sebagai penyebab lupus. Lupus sulit didiagnosa karena gejalanya yang mirip dengan penyakit umum lainnya, dan penyebab serta pengobatan dari penyakit itu belum diketahui dengan pasti. Sebenarnya penyakit ini lebih banyak diderita oleh wanita dan jarang terkena oleh laki-laki. Jadi Awan ialah salah satu laki-laki yang menderita lupus.

Setelah itu Awan meminta sesuatu kepadaku..

“Lara.. maksudku Laras hatiku.. boleh aku minta kamu pergi buat beli roti bakar keju?”

“pagi-pagi gini?? Hmm okaii! Tunggu sebentar ya..!”
..................
           
 Setelah aku kembali ke rumah sakit, Awan sungguh meninggalkanku lebih jauh lagi. Jauh hari Awan telah menyiapkan tulisannya di setiap lembaran kertas yang ia sediakan untuk semua orang. Dalam isi surat Awan..

“dulu aku juga bukan orang yang supel dan bahagia. Aku tahu lupus bisa membunuhku kapan saja sehingga aku memiliki kemungkinan meninggal yang lebih besar dibandingkan dengan yang lain. Mungkin kesempatan hidupku tinggal hari ini, oleh karena itu aku menyempatkan diri untuk selalu terlihat bahagia dan ingin membahagiakan semua orang. Merubah hidup orang menjadi lebih baik dan tidak menyesal selama hidupnya. Mensyukuri segala hal yang ada dalam hidup ini. Sepertinya mustahil kalau aku menang dengan penyakit ini. Tapi aku selalu berusaha untuk terus melanjutkan hidupku. Ini memang tidak mudah, penyakitku ini mudah datang dan kembali membuatku sangat lemah dan sangat sulit ku lawan. Semoga kelak kita semua dapat selalu bahagia dan tersenyum. Jangan sia-siakan waktu hidup. Waktu siapa yang tahu kapan berhentinya.. aku sayang bunda dan ayah. Maafkan Awan, kalau Awan hanya bisa menemani sampai disini. Buat semua teman-teman yang selama ini selalu menjagaku, terimakasih.Terimakasih banyak untuk semua orang yang sudah peduli dan memberikan kasih sayangnya untukku. Aku bisa menjalani hari-hari yang indah lagi di tempat yang lain”.

Ia juga membuat puisi yang indah untukku,yang bertuliskan
            
                               Laras Hati dan Lipur Lara

Cinta butuh keselarasan
Membuat nyaman
Di kala Lara,akan ada lipur hati
Raga akan mati
Tapi kasih takkan mati
Awan akan menghilang
Lara telah tiba, tetaplah senang
Karena kita telah menang
Dengan keselarasan cinta kita
Yang akan terkenang selamanya
Jangan lihat langit dikala berawan
Tersenyumlah dikala hujan
Aku menyayangimu..
Laras hatiku..
           
 Semenjak itulah aku tak sanggup melihat musim hujan. Tapi selalu ada pelangi setelah hujan,ada suka setelah duka. Meskipun saat ini awan kelabu sedang menggantung dilangit-langitku, tapi aku akan selalu berjuang menjalani hidup. Aku belajar dari setiap alur kehidupan yang ku jalani. Mungkin seseorang bisa merubahku,tapi tak pernah bisa merubah isi hatiku. Menurutku.. cinta sejati itu bukan dia yang telah kita temui tapi dia yang tiba-tiba muncul memberikan segala ketulusannya. Mungkin Tuhan telah mentakdirkan ini semua, aku harus menjalani,melalui dan melewatinya.
 Terimakasih.. Awan yang telah meneduhkan hatiku..
Terimakasih hujan yang telah menghapus kerisauanku..
Makasih pelipur laraku..
Aku selalu merindukanmu..





Hello! makasih sudah baca :-). Ini karya cerpen fiksi dari saya, Amanda Triandani. Maaf ya kalau ceritanya melankolis,tapi ini tuntutan hehe. Aku mengambil tema dengan penyakit lupus, agar pengetahuan kita dapat bertambah dengan memahami penyakit langka ini. Karena belum ditemukannya obat untuk penyakit lupus dan juga gejalanya yang seperti penyakit pada umumnya. Tapi aku sebenarnya terinspirasi dari pengalaman teman smpku, yang telah tiada, dengan melawan penyakit lupus. Ia seorang wanita, ia meninggal dimasa sekolahnya yang masih berusia 16 tahun. Padahal selama dua tahun satu kelas dengannya (8 dan 9 smp) ia terlihat ceria dan sehat juga ia termasuk dalam golongan gadis-gadis cantik dan ngetren di Sekolah,tapi takdir Tuhan siapa yang tahu.. semoga teman saya beserta orang-orang yang telah menderita lupus dan telah memenangkannya, segala amal ibadahnya dapat diterima oleh Allah SWT. Oh ya.. aku juga cari-cari informasi dari blog orang-orang yang pernah mengalami lupus dan berhasil melaluinya, Terimakasih telah berbagi kisah hebatnya Ibu Dian Wahdhini Syarief dan Ibu Tiara Savitri ( fajar-ariyanto.blogspot.com).  Cerpen fiksi ini saya buat, tentunya agar kita dapat mengambil hikmah dan juga kita harus mendukung serta menyemangati mereka yang sedang melawan Lupus, juga untuk semua orang supaya lebih bersyukur dengan kehidupannya. Semangat menjalani hidup ya...! hidup memang kejam. Jalani,lalui, dan lewati. Fighting!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar