KERETA MANIS
Petang hari di stasiun
Pasar Turi, Surabaya. Keramaian orang yang berdesakkan ingin segera masuk ke
dalam gerbong kereta yang akan menuju ke stasiun Jakarta Kota itu tak
mengganggu kefokusan ku dalam menatap handphone untuk mengupdate sosial media.
Sesampainya di dalam gerbong dan di nomor tempat dudukku, aku menemukan plastik
berisikan air yang tumpah di area tempat duduk. Lalu aku menaruh handphone di
saku dan membawa plastik itu keluar gerbong.
“mungkin tukang bersih-bersih gak liat sampah ini..
yaudalah aku buang..” dalam hatiku
Aku
membuangnya di tong sampah khusus plastik yang telah disediakan di dalam
stasiun. Ketika mau kembali, tiba-tiba langkahku terhenti saat aku akan
memasuki gerbong, karena di samping pintu gerbong yang lain ada sosok yang
membuat mataku terarah hingga aku tak sanggup kedipkan mata. Sosok itu pun
balik memandangiku dengan senyum manis lalu masuk ke dalam pintu gerbongnya.
Spontan sebagai anak remaja aku membayangkan, ‘kalo aja tuh orang jadi cowokku..
abis dia keren banget mirip aktor korea’.
Keesokan
hari, Aku beserta keluargaku sampai di stasiun Jakarta Kota. Selain mengunjungi
dan bersilaturahmi dengan nenek serta keluarga Ayahku, aku juga ingin mengelilingi
daerah Jawa Barat dengan beberapa transportasi disana. Di Jakarta padat sekali,
bahkan transportasi umum selalu penuh ketika di hari aktif. Pas naik taksi,
jalanan selalu macet. Angkot pun tidak ada berhentinya menumpangi pegawai
kantoran yang biasanya bermobil. Akhirnya aku menggunakan transportasi KRL line
commuter yang berhenti disetiap stasiun yang ada di jabodetabek
(Jakarta,Bogor,Depok,Tangerang,Bekasi). Aku melihat sosok itu baru saja turun
dari gerbong dan menaiki KRL commuter line jalur tiga. Lalu aku menyuruh Ayahku
untuk segera membelikanku tiket KRL jalur tiga. Entah kemanapun tujuannya toh
aku bisa kembali ke stasiun Jakarta Kota dengan mengisi ulang tiket harian
berjaminan satu kali perjalanan yang telah disediakan oleh PT. KAI untuk mempermudah
pengguna commuter line.
Ibu,Ayah dan kakakku pun
menungguku di stasiun Jakarta Kota sambil menikmati makanan yang dibelinya, disana
tersedia beberapa tempat makan. Aku bergegas menaiki commuter line jalur tiga
yang akan segera berangkat itu. Durasi pintu masuk-keluar commuter line agak
cepat. Jadi orang yang mau masuk atau keluar commuter line harus segera berdiri
didepan pintu gerbongnya. KRL ini memang tersedia gerbong khusus wanita,tapi
niatku ingin mencari sosok tadi, jadi
aku duduk di gerbong campuran alias pria dan wanita. Aku mengikutinya hingga ia
turun di stasiun Universitas Indonesia. Sesampainya di stasiun,aku mengikutinya
hingga di tepi jalan dekat stasiun UI, kuikuti dia dari belakang hingga aku tak
sengaja menginjak botol plastik dan beberapa sampah kardus disekitar kakiku.
Aku meneruskan langkahku,tiba-tiba ia berhenti melangkah dan membalikkan arah
tubuhnya
“lho.. kamu..
udah tau itu sampah kok malah dibiarin? Mau bikin jakarta terus-terusan
banjir?” ia menegaskanku
“eh.. mm.. iya maaf”
ucapku
Lalu
ia mendekat ke arahku dan mengambil sampah yang ada disekitar kakiku. Spontan
aku ikut jongkok dan mengambil sampah itu. Kita membuangnya di tempat sampah
dekat tempat duduk. Ia pun duduk disitu dan kita memulai obrolan
“kamu dari Surabaya kan?” ia menatapku dengan
senyuman ramah
“hmm iyaa” dengan ekspresi malu karena ternyata ia
masih mengingatku
“sebagai generasi muda, bagus banget kalo kita
sering-sering berinisiatif dengan selalu peduli lingkungan.. jadi bebas dari
ancaman bencana.. ya nggak sih?”
Dengan rasa respekku
“iya.. bener banget! Di sekolahku, sma negeri tiga
belas Surabaya punya komunitas lingkungan gitu.. namanya Galas Eco School..
jadi kita buat banyak biopori dan nanam banyak tanaman gitu..” dengan senyum
banggaku
Ia pun merespon
“wah.. bagus banget.. tapi terkadang siswanya ada
yang kurang respon kayak pas nginjek sampah gitu..” ia menyindirku
“oh tadi.. iya maaf ..” respon ku
Lalu ia menetralkan suasana
“bercanda kok.. yang penting kita harus selalu
tanggap dengan kebersihan lingkungan, buang sampah sembarangan jangan dianggap
sepele, selain merusak pemandangan juga merusak lingkungan kita. Contohnya aja
yang sering dialami, banjir. Parah banget kan.. aktivitas jadi terganggu gara-gara
ulah kecil itu tadi. by the way nama
kamu siapa? Namaku Nico, aku baru kuliah semester tiga di UI” dengan senyum
ramahnya
“namaku Amanda.. aku masih anak SMA.. makasih ya
sudah ngingetin aku tentang selalu menjaga kebersihan lingkungan.. mmm.. kak
Nico..”
“iya.. selalu lakukan hal-hal positif dengan
lingkungan ya.. juga kasih tahu ke teman-teman kamu betapa pentingnya menjaga
kebersihan lingkungan. Toh.. ini juga buat kehidupan kita di masa mendatang..
aku juga benci banget sama polusi udara mangkannya aku lebih suka naik kereta
untuk perjalanan jauh dan naik sepeda atau jalan kaki kalo ke tempat-tempat
deket.. kamu pasti juga pengen kayak gitu kan?”
“iyaiyaa.. pengen banget.. coba aja setiap orang
kayak kakak sikapnya, pasti lingkungan makin ramah sama kita..”
“amin.. yaudah aku anterin kamu balik ke stasiun
jakarta, kasihan orang tuamu nungguin..”
Aku sedikit canggung
dan terkejut dengan adanya sosok baik seperti dia. Ia pun mengantarku hingga
aku turun ke stasiun jakarta kota. Lalu ia bersalaman dengan Ayah,Ibu dan juga
kakakku. Ternyata ia teman dekat kakakku,ia adik kelas kakakku ketika di SMA
komplek Surabaya, pantas saja ia kenal. Mungkin dunia terlalu sempit hingga
kita bisa bertemu dengan orang-orang yang pernah dekat lalu menjauh dan dipertemukan
lagi. Ia pun berpamitan denganku, ketika didalam gerbong perjalanan dari
stasiun Universitas Indonesia ke stasiun jakarta kota ia meminta nomor telepon.
Kita saling tukar nomor. Jadi ia akan menghubungiku ketika ada waktu luang.
Betapa senangnya diriku bertemu dengan orang seperti kak Nico.
Ketika
aku kembali ke Surabaya nanti, aku akan merubah sikap negatifku menjadi
positif. Biasanya aku membuang sampah sembarangan hingga anak Eco School yang
membersihkan sampahku, kini aku selalu menjaga lingkunganku menjadi bersih dan
nyaman untuk ditempati. Aku pun berusaha mengenakan kendaraan berasap hanya
jika perjalanan jauh, dan bersepeda atau jalan kaki untuk perjalanan dekat.
Selain berolahraga menyehatkan tubuh juga mengurangi polusi udara. Seseorang
bisa memotivasi kita jadi lebih baik, maka carilah motivator yang dapat membuat
sikapmu menjadi lebih baik. Semangat belajar dan always keeping our environment
to save our earth!.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar