Selasa, 03 November 2015

Love Story (theme: environment)


                               KERETA MANIS                                                          


Petang hari di stasiun Pasar Turi, Surabaya. Keramaian orang yang berdesakkan ingin segera masuk ke dalam gerbong kereta yang akan menuju ke stasiun Jakarta Kota itu tak mengganggu kefokusan ku dalam menatap handphone untuk mengupdate sosial media. Sesampainya di dalam gerbong dan di nomor tempat dudukku, aku menemukan plastik berisikan air yang tumpah di area tempat duduk. Lalu aku menaruh handphone di saku dan membawa plastik itu keluar gerbong.
“mungkin tukang bersih-bersih gak liat sampah ini.. yaudalah aku buang..” dalam hatiku
            Aku membuangnya di tong sampah khusus plastik yang telah disediakan di dalam stasiun. Ketika mau kembali, tiba-tiba langkahku terhenti saat aku akan memasuki gerbong, karena di samping pintu gerbong yang lain ada sosok yang membuat mataku terarah hingga aku tak sanggup kedipkan mata. Sosok itu pun balik memandangiku dengan senyum manis lalu masuk ke dalam pintu gerbongnya. Spontan sebagai anak remaja aku membayangkan, ‘kalo aja tuh orang jadi cowokku.. abis dia keren banget mirip aktor korea’.
            Keesokan hari, Aku beserta keluargaku sampai di stasiun Jakarta Kota. Selain mengunjungi dan bersilaturahmi dengan nenek serta keluarga Ayahku, aku juga ingin mengelilingi daerah Jawa Barat dengan beberapa transportasi disana. Di Jakarta padat sekali, bahkan transportasi umum selalu penuh ketika di hari aktif. Pas naik taksi, jalanan selalu macet. Angkot pun tidak ada berhentinya menumpangi pegawai kantoran yang biasanya bermobil. Akhirnya aku menggunakan transportasi KRL line commuter yang berhenti disetiap stasiun yang ada di jabodetabek (Jakarta,Bogor,Depok,Tangerang,Bekasi). Aku melihat sosok itu baru saja turun dari gerbong dan menaiki KRL commuter line jalur tiga. Lalu aku menyuruh Ayahku untuk segera membelikanku tiket KRL jalur tiga. Entah kemanapun tujuannya toh aku bisa kembali ke stasiun Jakarta Kota dengan mengisi ulang tiket harian berjaminan satu kali perjalanan yang telah disediakan oleh PT. KAI untuk mempermudah pengguna commuter line.
Ibu,Ayah dan kakakku pun menungguku di stasiun Jakarta Kota sambil menikmati makanan yang dibelinya, disana tersedia beberapa tempat makan. Aku bergegas menaiki commuter line jalur tiga yang akan segera berangkat itu. Durasi pintu masuk-keluar commuter line agak cepat. Jadi orang yang mau masuk atau keluar commuter line harus segera berdiri didepan pintu gerbongnya. KRL ini memang tersedia gerbong khusus wanita,tapi niatku ingin mencari sosok tadi,  jadi aku duduk di gerbong campuran alias pria dan wanita. Aku mengikutinya hingga ia turun di stasiun Universitas Indonesia. Sesampainya di stasiun,aku mengikutinya hingga di tepi jalan dekat stasiun UI, kuikuti dia dari belakang hingga aku tak sengaja menginjak botol plastik dan beberapa sampah kardus disekitar kakiku. Aku meneruskan langkahku,tiba-tiba ia berhenti melangkah dan membalikkan arah tubuhnya
“lho.. kamu..  udah tau itu sampah kok malah dibiarin? Mau bikin jakarta terus-terusan banjir?”   ia menegaskanku
“eh.. mm.. iya maaf”  ucapku
            Lalu ia mendekat ke arahku dan mengambil sampah yang ada disekitar kakiku. Spontan aku ikut jongkok dan mengambil sampah itu. Kita membuangnya di tempat sampah dekat tempat duduk. Ia pun duduk disitu dan kita memulai obrolan
“kamu dari Surabaya kan?” ia menatapku dengan senyuman ramah
“hmm iyaa” dengan ekspresi malu karena ternyata ia masih mengingatku
“sebagai generasi muda, bagus banget kalo kita sering-sering berinisiatif dengan selalu peduli lingkungan.. jadi bebas dari ancaman bencana.. ya nggak sih?”
Dengan rasa respekku
“iya.. bener banget! Di sekolahku, sma negeri tiga belas Surabaya punya komunitas lingkungan gitu.. namanya Galas Eco School.. jadi kita buat banyak biopori dan nanam banyak tanaman gitu..” dengan senyum banggaku
Ia pun merespon
“wah.. bagus banget.. tapi terkadang siswanya ada yang kurang respon kayak pas nginjek sampah gitu..” ia menyindirku
“oh tadi.. iya maaf ..” respon ku
Lalu ia menetralkan suasana
“bercanda kok.. yang penting kita harus selalu tanggap dengan kebersihan lingkungan, buang sampah sembarangan jangan dianggap sepele, selain merusak pemandangan juga merusak lingkungan kita. Contohnya aja yang sering dialami, banjir. Parah banget kan.. aktivitas jadi terganggu gara-gara ulah kecil itu tadi.  by the way nama kamu siapa? Namaku Nico, aku baru kuliah semester tiga di UI” dengan senyum ramahnya
“namaku Amanda.. aku masih anak SMA.. makasih ya sudah ngingetin aku tentang selalu menjaga kebersihan lingkungan.. mmm.. kak Nico..”
“iya.. selalu lakukan hal-hal positif dengan lingkungan ya.. juga kasih tahu ke teman-teman kamu betapa pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Toh.. ini juga buat kehidupan kita di masa mendatang.. aku juga benci banget sama polusi udara mangkannya aku lebih suka naik kereta untuk perjalanan jauh dan naik sepeda atau jalan kaki kalo ke tempat-tempat deket.. kamu pasti juga pengen kayak gitu kan?”
“iyaiyaa.. pengen banget.. coba aja setiap orang kayak kakak sikapnya, pasti lingkungan makin ramah sama kita..”
“amin.. yaudah aku anterin kamu balik ke stasiun jakarta, kasihan orang tuamu nungguin..”
Aku sedikit canggung dan terkejut dengan adanya sosok baik seperti dia. Ia pun mengantarku hingga aku turun ke stasiun jakarta kota. Lalu ia bersalaman dengan Ayah,Ibu dan juga kakakku. Ternyata ia teman dekat kakakku,ia adik kelas kakakku ketika di SMA komplek Surabaya, pantas saja ia kenal. Mungkin dunia terlalu sempit hingga kita bisa bertemu dengan orang-orang yang pernah dekat lalu menjauh dan dipertemukan lagi. Ia pun berpamitan denganku, ketika didalam gerbong perjalanan dari stasiun Universitas Indonesia ke stasiun jakarta kota ia meminta nomor telepon. Kita saling tukar nomor. Jadi ia akan menghubungiku ketika ada waktu luang. Betapa senangnya diriku bertemu dengan orang seperti kak Nico.
            Ketika aku kembali ke Surabaya nanti, aku akan merubah sikap negatifku menjadi positif. Biasanya aku membuang sampah sembarangan hingga anak Eco School yang membersihkan sampahku, kini aku selalu menjaga lingkunganku menjadi bersih dan nyaman untuk ditempati. Aku pun berusaha mengenakan kendaraan berasap hanya jika perjalanan jauh, dan bersepeda atau jalan kaki untuk perjalanan dekat. Selain berolahraga menyehatkan tubuh juga mengurangi polusi udara. Seseorang bisa memotivasi kita jadi lebih baik, maka carilah motivator yang dapat membuat sikapmu menjadi lebih baik. Semangat belajar dan always keeping our environment to save our earth!.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar